Widget HTML #1

Membangun Fondasi Pengetahuan: Paniradya Kaistimewan Gelar "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY" di SMAN 1 Galur

Di tengah semangat menyongsong masa depan, penting bagi generasi muda untuk memahami akar sejarah dan budaya bangsanya. Semangat inilah yang dibawa Paniradya Kaistimewan DIY saat menyelenggarakan acara "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY" di SMA Negeri 1 Galur pada Kamis, 17 Juli 2025.

Dengan mengusung tema "Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY): Fondasi Keistimewaan DIY", kegiatan ini bukan sekadar pelajaran sejarah. Lebih dari itu, acara ini menjadi jembatan yang menghubungkan generasi muda dengan perjalanan panjang Yogyakarta—dari masa lalu, ke masa kini, menuju masa depan.

Menggali Jejak Sejarah Keistimewaan Yogyakarta


Membangun Fondasi Pengetahuan: SMAN 1 Galur Gelar "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY"

Sejak pukul 10.00 WIB, suasana lapangan SMA Negeri 1 Galur sudah dipenuhi semangat dan antusiasme. Ratusan siswa, guru, karyawan, hingga tamu undangan tampak bersiap mengikuti rangkaian acara yang telah disiapkan. 

Sebelum sesi utama dimulai, suasana sudah terasa meriah berkat penampilan memukau dari para siswa yang membawakan tarian tradisional. Pentas ini menjadi wujud nyata kekayaan budaya lokal yang terus dijaga dan diwariskan.

Suasana semakin hidup dengan hadirnya hiburan musik yang membangun energi positif dan rasa kebersamaan di antara para peserta. Ini menjadi bukti bahwa pembelajaran sejarah bisa dikemas secara menarik dan interaktif.

Tak hanya berlangsung secara langsung, kegiatan ini juga disiarkan melalui kanal YouTube Paniradya Kaistimewan. Siaran ini memperluas jangkauan informasi tentang Keistimewaan DIY, sekaligus membuka akses bagi mereka yang tidak dapat hadir secara fisik. Langkah ini mencerminkan pemanfaatan teknologi sebagai alat edukasi yang inklusif dan relevan dengan zaman.

Kegiatan "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY" ini diselenggarakan oleh Paniradya Kaistimewan DIY, sebuah lembaga yang memiliki peran krusial dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan warisan sejarah dan budaya. 

Dengan memilih SMAN 1 Galur sebagai lokasi, inisiatif ini secara langsung membawa pemahaman akan keistimewaan tersebut lebih dekat kepada generasi penerus yang berada di bangku sekolah.

Ibu Tentrem Lestari, S.Pd, M.Pd, Kepala SMAN 1 Galur, menyampaikan apresiasinya yang mendalam atas terselenggaranya kegiatan ini. "Kami sangat berterima kasih kepada Paniradya Kaistimewan yang telah memilih SMAN 1 Galur sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Sinau Sejarah Keistimewaan DIY ini. 

Semoga melalui kegiatan ini, siswa-siswa kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka, khususnya tentang Keistimewaan Yogyakarta yang menjadi identitas kita," ujarnya. 

Beliau juga berharap, "Kerja sama yang baik ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan dapat terus berlanjut di masa mendatang untuk kegiatan-kegiatan edukatif lainnya."

Merangkai Pengetahuan dari Para Ahli

Membangun Fondasi Pengetahuan: SMAN 1 Galur Gelar "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY"


Acara ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka yang ahli di bidangnya, menjadikan diskusi semakin mendalam dan komprehensif. Pertama, Ibu Ariyanti Luhur Tri Setyarini, S.H., M.H., yang menjabat sebagai Sekretaris Paniradya Kaistimewan DIY. 

Beliau menjelaskan secara gamblang dasar hukum Keistimewaan DIY, khususnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950, yang menjadi landasan utama status istimewa Yogyakarta. Penjelasannya yang lugas membantu peserta memahami struktur dan peran Paniradya Kaistimewan dalam implementasi nilai-nilai keistimewaan.

Selanjutnya, Bapak Baha Uddin, M.Hum., seorang sejarawan dari UGM, membawa peserta menyelami konteks sejarah pembentukan DIY. Dengan gaya bertutur yang memikat, ia menguraikan latar belakang historis dan perjuangan yang melatarbelakangi lahirnya Undang-Undang tersebut, memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang betapa berharganya status istimewa ini. Para siswa diajak untuk merasakan bagaimana semangat perjuangan para pendahulu mampu membentuk identitas Yogyakarta yang unik hingga saat ini.

Tidak kalah penting, Bapak Diasma Sandi Swandaru, M.H., Koordinator Bidang Advokasi dan Kerja Sama Pusat Studi Pancasila UGM, mengupas tuntas relevansi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 dalam konteks Pancasila dan ketatanegaraan modern. Beliau menekankan bagaimana keistimewaan DIY bukan hanya sekadar hak istimewa, melainkan sebuah amanah yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. 

Diskusi ini membuka wawasan siswa tentang bagaimana sejarah dan hukum bersinergi dalam membentuk fondasi keberadaan DIY. Selama acara, Wijil Rachmadani bertindak sebagai host yang memandu jalannya diskusi dengan lancar dan interaktif, memastikan setiap sesi berjalan efektif dan menarik.

Semangat Memahami Warisan Bangsa

Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa SMAN 1 Galur, tetapi juga guru dan karyawan sekolah, serta tamu undangan penting lainnya. Beberapa pejabat dan pegawai yang turut hadir antara lain Paniradya Pati, Ketua Sekber Keistimewaan, Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) DIY, serta berbagai Kepala Bidang di lingkungan Paniradya Kaistimewan DIY. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan pemahaman sejarah dan keistimewaan, khususnya di kalangan pelajar.

Diharapkan, melalui "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY" ini, seluruh peserta, khususnya para siswa, dapat lebih memahami dan menghargai nilai-nilai sejarah dan budaya yang melekat pada Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemahaman ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam menghadapi tantangan masa depan, sekaligus menjadi motivasi untuk berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian dan kemajuan DIY. Para siswa adalah pewaris sah dari warisan adiluhung ini, dan acara ini menjadi pengingat bahwa masa depan Yogyakarta ada di tangan mereka.

Menutup Hari dengan Inspirasi

Membangun Fondasi Pengetahuan: SMAN 1 Galur Gelar "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY"

Acara "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY" di SMAN 1 Galur ini tidak hanya berakhir sebagai sebuah catatan di buku sejarah sekolah, namun menjadi inspirasi yang terus mengalir dalam diri setiap peserta. Sebuah pembekalan berharga bahwa keistimewaan DIY adalah sebuah amanah yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap generasi. 

Dengan bekal pengetahuan ini, diharapkan para siswa SMAN 1 Galur akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kesadaran sejarah dan kebanggaan akan identitas lokalnya. Ini adalah langkah kecil namun signifikan dalam membangun masa depan Yogyakarta yang lebih kuat dan berkarakter, berlandaskan fondasi sejarah yang kokoh.

Membangun Fondasi Pengetahuan: SMAN 1 Galur Gelar "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY"


Merdeka Belajar
Merdeka Belajar Jadikan semua tempat sebagai sekolah dan semua orang sebagai guru. Belajar sampai akhir hayat.

Post a Comment for "Membangun Fondasi Pengetahuan: Paniradya Kaistimewan Gelar "Sinau Sejarah Keistimewaan DIY" di SMAN 1 Galur "